Langsung ke konten utama

Magang membangun tanggung jawab


Semua siswa SMK pasti merasakan hal yang namanya 'magang'. bagi yang belum tahu, magang itu pelatihan kerja. jadwal magang saya waktu itu januari sampai april, 3 bulan saya nggak berada di sekolah, melainkan di tempat magang. kebetulan saya magang ditempat dimana kita bisa belajar banyak hal tentang design, fotografi dan videografi. semua itu saya pelajari dan alhamdulillah juga menghasilkan suatu karya. 

Tempat kerja memang harus sedisiplin mungkin. dapat tugas dari atasan, tentu jangan disamakan dengan dapat tugas dari guru, tentu sangatlah berbeda. dalam hal pekerjaan tugas tersebut dituntut untuk cepat dan bagus, ya untungnya dikala itu tugas awal magang seputar design, dikit-dikit bisa lah.

salah satu hal yang dapat saya ambil pelajarana saat itu, atasan saya berkata "Untuk melatih diri supaya bisa Design itu, ambil satu contoh design yang menurut kamu paling bagus, dan 'contoh/tiru', lama kelamaan kamu akan bisa membuat lebih baik dari yang kamu contoh itu." ternyata benar, gak perlu repot-repot buat mikirin konsep yang keren, bagi saya yang sebagai designer amatir dan pemula ini , hal itu justru sangat membantu saya untuk mengeksplore kemampuan saya, mengenai kreativitas itu nanti akan berjalan beriringan sesuai kemampuan kita.*azek
Ya... kadang hasil design yang udah kita bikin itu sesuai, dan juga ada yang harus revisi berulang kali.yang sabar aja hehe...

Sempat saya mendampingi mbak-mbak kuliah yang magang disitu, dan saat itu dia lagi ngefoto pizza. tentu kesempatan yang gak boleh terlewatkan begitu saja. Bersama beberapa teman magang, kita belajar mengenai pencahayaan, dan tentunya fotografinya itu sendiri.
tak hanya itu, sempat juga tempat magang kita mengadakan event tentang food photography, disana kita bisa langsung belajar dengan narasumber dan bisa langsung mempraktekkan. tak hanya ngefoto makanan aja, disana kita juga dipersilahkan untuk makan makanannya. hehe

Pengalaman pertama kali saya selama 17 tahun, ngedokumentasiin acara wedding dan reunian. wah, saat itu saya kira anak magang hanya bantu-bantu dan lihat-lihat saja. ternyata disana kita benar-benar dipegangi tanggung jawab, mulai dari foto, video sampai buku albumnya. Saya ditanggung jawabi di bagian video, alhamdulillah, meskipun saya gak pernah punya kamera dslr, tapi saya sempat belajar bagaimana mengendalikan kamera tersebut. 

Rasanya, kalau sudah pegang kamera, seperti gak ada di dalam ruangan itu, rupanya saya hanyut dalam layar kecil di kamera. saya tak peduli kanan kiri saya siapa, saya pun gak malu meskipun saat itu pengambilan gambarnya yang harus naik ke panggung tempat duduk orang yang nikah. yang saya pedulikan saat itu hanya bagaimana supaya tangan stabil dan bisa menghasilkan gambar yang sesuai.

setelah selesai pengambilan video, saya beralih ke fotografi. ada satu masalah antara yang punya acara dengan anak magang. berhubung anak magang yang ikut saat itu semuanya cewek, jadi kayak kurang dipercaya gitu sama Ibu-ibu yang punya acara tersebut. Mereka meragukan hasil foto yang kita ambil, dengan raut wajah yang sudah menggambarkan kalau mereka kesal dengan kita. yah.. yang sabar saja. 

ada hal aneh pula yang pernah saya dan teman-teman magang alami, yaitu saat acara reuni. Semua berjalan dengan sesuai, kita datang on time, pengambilan video pun lancar, pengambilan foto yang siap cetak awalnya baik-baik saja, ketika acara mulai ramai, ada salah satu anak yang berulah. Lemparan caos, kecap dan air pun menghujani mereka siapapun yang saat itu berada dibawah untuk foto. ya bagaimana lagi, kita juga tidak berhak memberi pelajaran keapada anak tersebut, karena percuma. alhasil beberapa alat pun kita amankan.

Saya bersyukur Ilmu selama magang saya sangat bermanfaat, meskipun magang yang hampir sama seperti kerja ini , nggak enteng. Saya tetap seneng karena sesuai jurusan saya multimedia. ada beberapa teman saya yang magangnya bahkan nggak sesuai jurusan. 3 bulan telah usai, akhirnya kita kembali dengan pengalaman dan cerita masing-masing.










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pulau Dem Pelosoknya Kota Sidoarjo

Tugas film seperti makanan sehari-hari anak Multimedia di sekolah saya SMKN 2 BUDURAN. Tugas kali ini membuat Film Dokumenter. saat itu kita disibukkan dengan magang di tempat masing-masing. setiap ada kesempatan untuk rapat pun kita manfaatkan dengan baik, alhasil rapat pertama kita langsung memutuskan untuk memilih Pulau Dem sebagai salah satu tujuan kita. saat itu rapat, saat itu juga kita memutuskan untuk langsung survei tempat tersebut. Kita hanya mencari lokasinya bermodal kuota dan youtube pun sangat berguna. Lokasi pulau Dem itu di ujung pokoknya, hehe... Lumpur Lapindo masih lurus, pokoknya ada jembatan sungai porong belok kiri dan setelah itu, lurus, lurus aja, lurus terus sampai nggak kerasa kalau itu daerah Sidoarjo. Kesan pertama selama perjalanan, yah namanya juga anak ehm kota, yang sehari-harinya melihat keramaian jalan raya. tentunya excited sekali melihat pemandangan disekitar perjalanan, sudah seperti di pedesaan apa lagi saat itu cuaca mendung dan udara ju

180 Derajat

Hidup memang tak ada siapapun yang tau. saya benar-benar tak menyangka hidup saya akan berubah drastis seperti ini. Apa yang saya takutkan dulu, sekarang benar benar terjadi. Perasaan saat bangun tidur itu terkadang saya alami. Perasaan yang seolah-olah kehilangan ibu itu sebuah mimpi buruk. Namun 5 menit setelah bangun, ku sadari memang benar adanya. Beliau sudah tiada meninggalkan dunia untuk selamanya.  Dulu saya hanya bisa membayangkan ‘bagaimana kalau dia meninggalkanku?’ karena memang saya percaya bahwa umur hanya tuhan yang tau, dan saya harus siap menerima hal itu. Banyak hal yang sudah saya lewati bersamanya. saya tidak mau menyesalinya, saya hanya ingin mengenangnya. Sedih dan senang ku simpan rapat dalam ingatanku.    Hal ini harusnya membuat saya semakin kuat dan bukan jadi orang yang lemah, supaya dikemudian hari bisa membantu banyak orang dan berguna. Dia sudah menjadi orang yang paling berarti dalam hidup saya. Apa yang sudah kudapatkan sampai detik in

Kenapa kok hijrah ?

Awalnya saya tatap langit-langit dinding kamar, terlintas perasaan aneh, mungkin ini yang disebut hidayah. Saya mulai meratapi dosa-dosa yang pernah saya lakukan, hati berdegup tak karuan, ketakutan datang yang membuat sekujur tubuh panas dingin. Saat itu pula saya mulai menangisi diri saya sendiri.  Beberapa kalimat-kalimat bapak, terlintas difikiran saya, “doakan ibumu nak, kamu sholat 5 waktu, sudah 5 doa yang kamu panjatkan, itu dalam sehari, bagaimana dalam sebulan? Setahun?, jika kamu berbuat maksiat ibumu akan ikut disiksa disana”  Sekiranya seperti itulah bapak saya menasehati saya, yang kala itu saya belum mendapat pencerahan, yang saat itu masih dimasa jahil, yang saat   itu pula saya tak menghiraukan perkataannya. Baca juga : 180 Derajat Tangis ini semakin menjadi, semakin ku ingat dosa-dosa saya, semakin tak henti tangisannya, segera saya bertaubat memohon ampunan. Dari situ saya mulai hijrah, saya putuskan ‘dia’ hehe, saya hapus semua photo